Hamas Bantah Ajukan Syarat Gencatan Senjata ke AS: “Itu Rekayasa!”

Eramuslim.com – Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, membantah keras laporan yang menyebut mereka telah mengajukan sejumlah syarat kepada Amerika Serikat untuk mencapai gencatan senjata dengan Israel di Gaza. Mereka menyebut klaim tersebut sebagai “rekayasa terang-terangan” yang tidak mencerminkan sikap resmi mereka.

Bantahan ini muncul setelah Sky News Arabia—media asal Uni Emirat Arab—mengutip sumber eksklusif yang mengklaim bahwa Hamas mengajukan beberapa tuntutan, seperti:

  • Kantor politik Hamas di luar negeri tidak boleh disentuh agar dana tetap mengalir,

  • Keterlibatan Hamas dalam pemerintahan Gaza pascaperang,

  • Dan jaminan dari Amerika Serikat bahwa perang dihentikan setidaknya selama 70 hari.

Namun, Hamas membantah semua tudingan itu. Dalam pernyataannya yang dikutip oleh Shafaq News, mereka menegaskan bahwa informasi tersebut sepenuhnya palsu dan “berlawanan dengan sikap publik kami yang jelas.” Hamas juga menuding laporan itu sengaja dibuat untuk mencoreng citra perjuangan Palestina dan mengalihkan perhatian dari kekejaman militer Israel yang masih berlangsung di Gaza.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan optimismenya soal potensi tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Dalam wawancaranya dengan CBS pada Jumat, 28 Juni 2025, Trump mengatakan, “Saya pikir kita sudah sangat dekat. Mungkin dalam minggu depan, gencatan senjata bisa tercapai.”

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, kedua belah pihak telah dua kali menyepakati jeda konflik dan pertukaran sandera. Yang terakhir berlangsung selama 60 hari dan berakhir pada pertengahan Maret 2025. Namun, pertempuran kembali berkecamuk setelahnya, dan sampai kini belum ada tanda-tanda kesepakatan baru akan tercapai.

Baik pihak Israel maupun Hamas hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait usulan gencatan senjata terbaru yang disebut-sebut akan terjadi dalam waktu dekat.

Sumber: Tempo.co

Beri Komentar